MODALITAS FISIOTERAPI
1. SHORTWAVE DIATHERMY (SWD)
Pengertian SWD
Terapi panas penentrasi dalam dengan menggunakan gelombang elektromagnetik
frekuensi 27,12 MHz, panjang gelombang 11 m.
Tujuan Pemberian SWD
Memperlancar peredaran darah, mengurangi rasa sakit, mengurangi spasme otot,
membantu meningkatkan kelenturan jaringan lunak, mempercepat penyembuhan
radang.
Penempatan/susunan elektroda
• Kontraplanar ; paling baik, penentrasi panas kejaringan lebih dalam,
dipermukaan berlawanan dengan bagian terapi.
• Koplanar : elektroda berdampingan disisi sama dgn jarak elektroda adequat,
pemanasan superficial, jarak antara ke2 elektroda >> lebar drpd elektroda
• Cross fire treatment ; ½ terapi diberikan dgn elektroda 1 posisi, ½ terapi
diberikan elektroda posisi lain, pemanasan jaringan dlm seperti untuk organ
pelvis
• Monoplanar : elektroda aktif diatas satu lesi, bila yang dituju local &
dangkal
Indikasi SW
Kondisi peradangan dan kondisi sehabis trauma (trauma pd musculoskeletal),
adanya keluhan nyeri pd sistem musculoskeletal (kodisi ketegangan, pemendekan,
perlengketan otot jaringan lunak), persiapan suatu latihan/senam (untuk
gangguan pada sistem peredarah darah)
Kontraindikasi SWD
Keganasan, kehamilan, kecendrungan terjadinya pendarahan, gangguan
sensibilitas, adanya logam di dalam tubuh, lokasi yang terserang penyakit
pembuluh darah arteri.
Teknik aplikasi SWD
Pre pemanasan alat 5-10 menit, jarak antara elektroda dengan pasien 5-10 cm/1
jengkal, durasi 15-30 menit, intensitas sesuai dengan aktualitas patologi,
posisikan pasien senyaman mungkin, terbebas dari pakaian dan logam, tes
sensibilitas, pasang elektroda, pasien tidak boleh bergerak, intensitas
dipertahankan sesuai dgn toleransi pasien.
2. MICROWAVE DIATHERMY (MWD)
Pengertian MWD
Suatu aplikasi terapeutik dengan menggunakan gelombang mikro dlm bentuk radiasi
elektromagnetik yg akan dikonversi dalam bentuk dengan frekuansi 2456 MHz dan
915 MHz dengan panjang gelombang 12,25 arus yang dipakai adalah arus rumah 50
HZ, penentrasi hanya 3 cm, efektif pada otot
Indikasi MWD
Selektif pemanasan otot (jaringan kolagen), spasme otot (efektif untuk sendi
Inter Phalangeal, Metacarpal Phalangeal dan pergelangan tangan, Rheumathoid
Arthritis dan Osteoarthrosis), kelainan saraf perifer (neuralgia neuritis)
Kontraindikasi MWD
Adanya logam, gangguan pembuluh darah, pakaian yang menyerap keringat, jaringan
yang banyak cairan, gangguan sensibilitas, neuropathi (timbul gangguan
sensibilitas dan diabetes melitus), infeksi akut, transqualizer (alat pada
pasien dengan gangguan kesadaran), sesudah rontgen (konsentrasi EM
berkelebihan), kehamilan, saat menstruasi.
Efek fisiologis yang ditimbulkan dari pemberian MWD
Terjadinya perubahan panas ; yang sifatnya lokal jaringan yang meningkatkan
metabolisme jaringan lokal, meningkatkan vasomotion sehingga timbul homeostatik
lokal yang akhirnya menimbulkan vasodilatasi. Perubahan panas secara general
yang menaikkan temperatur pada daerah lokal.
Teknik aplikasi MWD:
• Persiapan alat, tes alat, pre pemanasan 5-10 menit, jarak <10cm dari kulit
• persiapan pasien : bebaskan dari pakaian dan logam, posisikan pasien senyaman
mungkin, tes sensibilitas, jarak 5-10 cm, durasi 20-30 menit. alat 2456MHz,
frekuensi terapi 3-5 x/minggu, intensitas 50-100 watt (toleransi pasien), dosis
intensitas ditentukan oleh aktualitas patologi (aktualitas rendah : thermal,
aktualitas sedang : subthermal, aktualitas tinggi : a thermal)
3. ULTRASOUND (US)
Pengertian US
Terapi dgn menggunakan gelombang suara tinggi dgn frek 1 atau 3 MHz (>20.000
Hz).
Tujuan pemberian US
Mengurangi ketegangan otot, mengurangi rasa nyeri, memacu proses penyembuhan
collagen jaringan (dipilih untuk jaringan kedalaman < dari 5 cm) Penentrasi
terdalam dlm setiap media: • Tulang : penentrasi 7 mm pada frekuensi 1 MHz •
kulit : penentrasi 36 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 12 mm • tendon :
penentrasi 21 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 7 mm • Otot : penentrasi 30 mm
pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 7 mm • Lemak : penentrasi 165 mm pada frekuensi
1 MHz, pd 3 MHz 55 mm • 3 MHz penentrasi : 1/3 dari frek 1 MHz • intensitas
terapi : kontinu. intensitas rendah <0,3 W/cm², intensitas sedang 0,3-1,2
W/cm², intensitas kuat 1,2-3W/cm². untuk efek terapeutik 0,7-3 MHZ. • Frekuensi
: untuk kasus pada kondisi subakut à waktu 3 menit, pengulangan 1x1hari, sehari
10x. Untuk kasus pada kondisi kronik à waktu 5-10 menit, pengulangan 1x1 hari
atau 1x2 hari, sehari 12-18x. Metode US A. Kontak langsung : paling banyak
digunakan ; perlu adanya media coupling (Gel, water oil, pasta analgetik,
water). Syarat media coupling à harus steril, tidak terlalu cair, tidak terlalu
mudah diserap tubuh, tidak menimbulkan flek/pekat. B. Kontak tidak langsung :
sub aqual (dalam air) à di dalam air, hal ini dilakukan bila regio yang akan diterapi
areanya kecil dan tidak rata permukaannya (trigger finger, Rheumathoid
Arthtritis jari-jari. water pillow à kantong plastik/karet mengandung air,
kontak dipermukaan tubuh tidak rata; medium antara sisi kantong – kulit, sisi
kantong – tranduser. Teknik Aplikasi US • Sebelum terapi : lakukan assesment,
tes sensibilitas, lokalisasi daerah terapi, tentukan metode (langsung/tidak
langsung), beri penjelasan kepada pasien : “ bapak/ibu saya akan memberikan
terapi Ultrasound nanti rasanya seperti dipijat dan sedikit hangat gunanya
untuk memperbaiki jaringan yg rusak sehingga akan mengurangi nyeri” • Persiapan
alat • Persiapan pasien Penatalaksanaan US • Berikan gel pada daerah yang akan
diterapi • Ratakan gel dgn tranduser, nyalakan alat • Timer ditentukan dari =
luas area dibagi dengan luas ERA • Intensitas ditentukan oleh aktifitas
patologi : • aktivitas tinggi : dosis rendah (1-1,5 W/cm²) • aktivitas sedang :
dosis sedang (1,5-2 W/cm²) • aktivitas rendah : dosis tinggi (2-3 W/cm²) •
Intensitas/durasi : pada kondisi akut à intermiten ; pada kondisi kronik à
continous • Ultrasound dengan air (untuk kasus sendi kecil dan permukaan tidak
rata), penerapannya : Tidak langsung bersentuhan dengan air, jaraknya 1,5-2,5
cm • Untuk tranduser 1 MHz : penentrasi lebih dalam, tapi area konvergen 3x
lebih kecil. Untuk tranduser 3 MHz : penentrasi lebih kecil tapi area konvergen
3x lebih besar. Efek US > Mekanis : menimbulkan efek micromassage ->
dilatasi -> inflamasi
> Thermal : menimbulkan efek panas tranduser lebih kecil dimana panas ringan
sampai 5 cm (deep) dan lebih dominan pada continue.
> Piezoelectric : perubahan muatan membran sehingga terjadi proses kimiawi
di jaringan di sekitarnya
> Biologis : menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah à meningkatkan
sirkulasi darah -> meningkatkan permeabilitas dan regenerasi jaringan à
menimbulkan rileksasi otot sehingga akan mengurangi nyeri.
Indikasi US
kondisi peradangan dan traumatik sub akut dan kronik, adanya jaringan parut
(scar tissue) pada kulit, kondisi ketegangan, pemendekan dan perlengketan
jaringan lunak (otot, tendon, ligament). Kondisi inflamasi kronik ; oedema
-> gangguan sirkulasi darah, contoh kasus yg termasuk indikasi Ultrasound :
Rheumathoid Arthrosis, Osteoarthrosis Genu, Hernia Nucleus Pulposus, Low Back Pain,
spasme cervical, tennis elbow, frozen shoulder.
Kontra indikasi US
jaringan yang lembut (mata, ovarium, testis, otak), jaringan yang baru sembuh,
jaringan/granulasi baru, kehamilan, pada daerah yang sirkulasi darahnya tidak
adekuat, tanda-tanda keganasan, infeksi bakteri spesifik.
4. Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS)
Pengertian TENS
> Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS) merupakan suatu cara
penggunaan energi listrik guna merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit
dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri
> Pada TENS mempunyai bentuk pulsa : Monophasic mempunyai bentuk gelombang
rectanguler, trianguler dan gelombang separuh sinus searah; biphasic bentuk
pulsa rectanguler biphasic simetris dan sinusoidal biphasic simetris; pola
polyphasic ada rangkaian gelombang sinus dan bentuk interferensi atau campuran.
> Pulsa monophasic selalu mengakibatkan pengumpulan muatan listrik pulsa
dalam jaringan sehingga akan terjadi reaksi elektrokimia dalam jaringan yang
ditandai dengan rasa panas dan nyeri apabila penggunaan intensitas dan durasi
terlalu tinggi.
Tujuan pemberian TENS
Memeilhara fisiologis otot dan mencegah atrofi otot, re-edukasi fungsi otot,
modulasi nyeri tingkat sensorik, spinal dan supraspinal, menambah Range Of
Motion (ROM)/mengulur tendon, memperlancar peredaran darah dan memperlancar
resorbsi oedema
Frekuensi Pulsa
• Frekuensi pulsa dapat berkisar 1 – 200 pulsa detik.
• Frekuensi pulsa tinggi > 100 pulsa/detik menimbulkan respon kontraksi
tetanik dan sensibilitas getaran sehingga otot cepat lelah
• Arus listrik frekuensi rendah cenderung bersifat iritatif terhadap jaringan
kulit sehingga dirasakan nyeri apabila intensitas tinggi. Arus listrik
frekuensi menengah bersifat lebih konduktif untuk stimulasi elektris karena
tidak menimbulkan tahanan kulit atau tidak bersifat iritatif dan mempunyai
penetrasi yang lebih dalam.
Penempatan Elektroda
• Di sekitar lokasi nyeri : Cara ini paling mudah dan paling sering digunakan,
sebab metode ini dapat langsung diterapkan pada daerah nyeri tanpa
memperhatikan karakter dan letak yang paling optimal dalam hubungannya dengan
jaringan penyebab nyeri
• Dermatome :Penempatan pada area dermatome yang terlibat, Penempatan pada
lokasi spesifik dalam area dermatome, Penempatan pada dua tempat yaitu di
anterior dan di posterior dari suatu area dermatome tertentu
• Area trigger point dan motor point
Indikasi TENS
Kondisi LMNL(Lower Motor Neuron Lesion) baru yang masih disertai keluhan nyeri,
kondisi sehabis trauma/operasi urat saraf yang konduktifitasnya belum membaik,
kondisi LMNL kronik yg sdh terjadi partial/total dan enervated muscle, kondisi
pasca operasi tendon transverse, kondisi keluhan nyeri pada otot, sebagai
irritation/awal dari suatu latihan, kondisi peradangan sendi (Osteoarthrosis,
Rheumathoid Arthritis dan Tennis elbow), kondisi pembengkakan setempat yang
belum 10 hari
Kontra Indikasi TENS
Sehabis operasi tendon transverse sebelum 3 minggu, adanya ruptur tendon/otot
sebelum terjadi penyambungan, kondisi peradangan akut/penderita dlm keadaan
panas
Prosedur TENS
• Tingkat analgesia-sensoris : frekuensi 50-150 Hz, durasi pulsa <200
(60-100) mikrodetik • Tingkat analgesia untuk rasa nyeri : frekuensi 150 Hz,
durasi pulsa >150 mikrodetik
• Persipan pasien (kulit harus bersih dan bebas dari lemak, lotion, krim dll),
periksa sensasi kulit, lepaskan semua metal di area terapi, jangan menstimulasi
pada area dekat/langsung di atas fraktur yg baru/non-union, diatas jaringan
parut baru, kulit baru.
5. PARAFIN BATH
Pengertian
Pengobatan panas superficial dgn modalitas rendaman hangat parafin.
Tujuan
Preliminary terhadap metoda intervensi lain (mobilisasi sendi, massage),
memperlancar peredaran darah, mengurangi rasa sakit, menambah kelenturan
jaringan perifer, lingkup gerak sendi, dipilih untuk tangan dan kaki.
Metode Aplikasi
> Metode Deep : mencelupkan kaki/tangan kedalam cairan parafin bath ->
terbentuk permukaan parafin padat dan tipis yang meliputi kulit -> tarik
kembali -> ulang 8-10x -> sampai terbentuk sarung tengan tebal
(mengisolasi bagian tubuh terhadap kehilangan panas) -> bungkus dengan
handuk kering untuk mempertahankan panas -> lama 15-20 menit -> setelah
itu sarung tangan parafin dilepas
> Metode immersion : mencelupkan tangan/kaki secara terus-menerus kedalam
cairan parafin -> terbentuk sarung tangan pada sekitar kulit -> lama
20-30 menit -> lebih efektif meningkatkan temperatur jaringan tapi resiko
luka bakar
> Metoda breshing : dengan menggunakan kuas -> untuk area yang tidak
dijangkau (pinggang, hip, pada regio yang besar)
6. ULTRA VIOLET (UV)
Pengertian
Pancaran gelombang elektromagnetik. Dengan panjang gelombang 1800A-4000A,
dikelompokan : Far UV -> 1800-2900A, daya tembus -> stratum korneum; Near
UV -> 2900-4000A, daya tembus -> stratum spinosum
> Upaya pengobatan modalitas sinar superficial dgn menggunakan sinar ultra
violet gelombang panjang (UV B) atau gelombang pendek (UV A)
> UV A (3450-4000A) tanning (pewarnaan) dengan sedikit eritema kulit,
immediate banyak terjadi, tidak semua orang tampak pada penyinaran 1 jam,
hilang dalam beberapa hari
> UV B (2800-3150A): uremik pruritus, eritema kulit, terbakar
> UV C (1800-2800 A)
> Struktur kulit dari kulit paling luar ke dalam àlapisan dermis : stratum
korneum/lapisan tanduk, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum,
stratum basale(pigmen); lapisan dermis : pars papilare & pars retikularis;
Lapisan subkutis.
Tujuan Pemberian UV
Untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh, mempercepat penyembuhan luka
terbuka, penyembuhan penyakit kulit tertentu
• Efek lokal
o Erytema, adalah kemerah-merahan pada kulit dan merupakan hal pertama yang
dapat diobserfasi sebagai efek penggunaan UV. Eritema dicapai sekitar 24 jam
kemudian, eritema merupakan hasil stimulasi reaksi inflamasi oleh sinar UV. UV
dapat menyebabkan iritasi dan perubahan degeneratif pada jaringan epidermis.
Stimulasi tersebut merupakan respon dilatasi kapiler, arterioler dan eksudasi
(pengaliran cairan) pada jaringan.
o Pigmentasi à merupakan peningkatan pigmen melanin yg dibentuk oleh
melanoblast yang berpindah kelapisan lebih superficial pada epidermis. UV dpt
mempercepat produksi melanin melalui stimulasi produksi enzim tyrosinase pada
melanoblast
o Desquamasi adalah pengelupasan sel-sel kulit mati yang terjadi pada jaringan
kulit
o Pertumbuhan sel-sel epitel adalah peningkatan sebagai bagian dari proses
perbaikan jaringan dimana sel-sel basal berpindah ke sel-sel diepidermis
• Efek antibiotik, merupakan efek destruktif akibat radiasi UV terhadap virus,
bakteri dan organisme-organisme kecil pada permukaan kulit
Indikasi UV
radikal general -> penderita dengan kondisi tubuh rendah (alergi, asmatis,
bronchitis), anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan
aktivitas (anak premature, Cerebral Palsy)
Radiasi lokal -> penyakit kulit karena jamur, luka lama (decubitus),
hipopigmentasi (bekas luka terbakar), acne vulvagaris
Kontra Indikasi UV
Penyakit yang akut (TBC, paru, dermatitis, exim), penderita yang sedang
mendapat radioterapi, penderita alergis terhadap sinar UV, sensitiser (adanya
kemungkinan penderita menjadi sensitive terhadap sinar UV setelah pengobatan
dengan obat-obatan tertentu, misal : sulfa, insuline, thyroid extract, kinine,
gold therapy
Derajat Eritema UV
- Derajat I : MED (Minimal Erytema Dosage), dosis UV yang dalam beberapa jam
menyebabkan eritema minimal, dimana untuk menentukan dosis terapi, periode
laten 6-8 jam, hilang 24-36 jam, iritasi berkurang & pengelupasan kulit
berkurang
- Derajat II : 2,5 MED, periode laten 4-6 jam, menghilang 48-96 jam, sedikit
iritasi dan pengelupasan kulit.
- Derajat III : 5 MED, periode laten 3-4 jam, menghilang 6-10 hari, panas,
nyeri, oedem, pengelupasan kulit, mirip luka bakar, pigmentasi menambah
- Derajat IV : 10 MED, periode laten 2 jam, menetap selama beberapa hari,
hilang sampai 2 minggu
Prosedur penggunaan UV
Dosis :
• Untuk radiasi general -> dosis : sub erytema, pengulangan 1x1 hari, 1 seri
12x
• Untuk radiasi lokal -> dosis E II pengulangan 3 hari 1x, E III pengulangan
3 minggu 1x, E IV pengulangan 2 minggu 1x
Teknik aplikasi
Sebelum terapi dilakukan tes MED (Minimal Erytema Dosage). Posisikan pasien
senyaman mungkin, tutup semua bagian kecuali area yang akan di tes, bersihkan
dulu dengan alkohol. Area yang akan diterapi diberi karbon hitam yang ada
lobangnya, area lain ditutup rapat, untuk terapis pakai kacamata. Timer dlm
detik, alat tegak lurus pd kulit, jarak lampu dari kulit 60-90 cm.
ini baru beberapa alat fisioterapi, ada banyak lagi alat fisioterapi lainya.
semoga bermanfaat dan jadilah fisioterapi yang handal.
terima kasih